China: Tantangan Tetap Ada Untuk Pembiayaan UKM – Standard Chartered

Analis Standard Chartered mencatat bahwa kebijakan makro China tahun ini telah memprioritaskan peningkatan layanan keuangan untuk UKM dan perusahaan swasta.

Kutipan Utama

“Para pembuat kebijakan China menetapkan target bagi lima bank besar untuk meningkatkan pinjaman kepada UKM sebesar 30% dan menurunkan biaya pembiayaan komprehensif UKM sebesar 1% pada 2019 dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan statistik resmi, kami mengharapkan bank memenuhi target tahunan dan menambah CNY 2,8 triliun pinjaman UKM pada tahun 2019. Kami memperkirakan bank-bank besar telah menyelesaikan c.80% target tahunan mereka, meskipun bank-bank menengah dan kecil memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk mengejar ketinggalan di semeter kedua 2019."

“SMEI China kami, berdasarkan survei bulanan lebih dari 500 UKM secara nasional, menunjukkan gambaran yang kurang optimis. Akses kredit bank meningkat secara signifikan pada kuartal pertama, tetapi telah melemah sejak saat itu, dengan biaya pinjaman UKM hanya menunjukkan peningkatan sementara."

“Alokasi sumber daya kredit untuk UKM terkonsentrasi secara tidak proporsional di sektor TI dan China Timur, meninggalkan sisa sektor dan daerah lain kekurangan pembiayaan. Pembacaan SMEI terbaru kami mencerminkan meningkatnya tekanan pada UKM, terutama produsen dan eksportir, meningkatkan seruan untuk upaya lebih lanjut untuk mengatasi kesulitan pembiayaan mereka."

"Bank sentral kemungkinan akan lebih meningkatkan dukungan kredit kepada UKM melalui penggunaan fleksibel instrumen kebijakan moneter struktural, termasuk penurunan RRR yang ditargetkan, MLF, pinjaman ulang dan diskonto ulang, penurunan suku bunga MLF dan Central Bank Bills Swap (CBS), untuk mengatasi likuiditas, permodalan dan kendala harga yang dihadapi oleh bank-bank skala menengah dan kecil. Bank-bank perlu mengurangi pendanaan dan biaya operasional dan menentukan premium risiko secara lebih akurat, untuk menurunkan suku bunga kredit riil bagi UKM sambil mempertahankan pengembalian bisnis yang wajar.”