Back
5 May 2015
RBA Turunkan Suku Bunga Dan Sinyal Kemungkinan Mengakhiri Siklus Pelonggaran - BTMU
FXStreet - Lee Hardman, Analis Mata Uang di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, mengulasan keputusan suku bunga RBA dan komentar lebih lanjut bahwa meskipun bank sentral mengisyaratkan akhir siklus pelonggaran dan mendorong AUD, melemahnya pertumbuhan di China dan prospek Kenaikan suku bunga Fed akan melemahkan Aussie di depan.
Kutipan Penting
"Dolar Australia telah menjadi mata uang yang paling volatile di sesi perdagangan Asia melemah awalnya setelah RBA menurunkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persentase poin menjadi 2,00%."
"Keputusan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut hari ini berpotensi untuk terakhir kalinya adalah untuk "memperkuat tren menggembirakan terbaru dalam permintaan rumah tangga ". RBA mengakui "tren meningkat dalam permintaan rumah tangga selama enam bulan terakhir dan pertumbuhan kuat dalam pekerjaan". Namun, mereka memperingatkan bahwa hambatan utama pada permintaan pribadi selama tahun mendatang kemungkinan akan melemah dalam belanja modal bisnis di sektor pertambangan dan non-pertambangan."
"RBA juga menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan regulator lainnya untuk menilai dan mengandung risiko yang mungkin timbul dari pasar perumahan sebagai akibat dari tingkat bunga yang lebih rendah."
"RBA menilai bahwa inflasi akan tetap konsisten dengan target mereka selama satu sampai dua tahun bahkan dengan nilai tukar yang lebih rendah."
"RBA menegaskan bahwa pelemahan dolar Australia lebih lanjut tampak mungkin dan diperlukan terutama mengingat penurunan signifikan harga komoditas utama. Namun, keputusan RBA untuk sinyal mengakhiri siklus pelonggaran mereka akan membantu untuk meringankan tekanan pada dolar Australia dalam waktu dekat."
"Masih bukti lebih lanjut perlambatan pertumbuhan di China dan prospek kebijakan ketat Fed tahun ini akan tetap membebani dolar Australia. Rilis final survei IMP manufaktur China HSBC selama akhir pekan menandakan penurunan lebih lanjut momentum pertumbuhan turun ke 48,9 pada bulan April."
** Ruang Berita FXStreet, FXStreet **
Kutipan Penting
"Dolar Australia telah menjadi mata uang yang paling volatile di sesi perdagangan Asia melemah awalnya setelah RBA menurunkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persentase poin menjadi 2,00%."
"Keputusan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut hari ini berpotensi untuk terakhir kalinya adalah untuk "memperkuat tren menggembirakan terbaru dalam permintaan rumah tangga ". RBA mengakui "tren meningkat dalam permintaan rumah tangga selama enam bulan terakhir dan pertumbuhan kuat dalam pekerjaan". Namun, mereka memperingatkan bahwa hambatan utama pada permintaan pribadi selama tahun mendatang kemungkinan akan melemah dalam belanja modal bisnis di sektor pertambangan dan non-pertambangan."
"RBA juga menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan regulator lainnya untuk menilai dan mengandung risiko yang mungkin timbul dari pasar perumahan sebagai akibat dari tingkat bunga yang lebih rendah."
"RBA menilai bahwa inflasi akan tetap konsisten dengan target mereka selama satu sampai dua tahun bahkan dengan nilai tukar yang lebih rendah."
"RBA menegaskan bahwa pelemahan dolar Australia lebih lanjut tampak mungkin dan diperlukan terutama mengingat penurunan signifikan harga komoditas utama. Namun, keputusan RBA untuk sinyal mengakhiri siklus pelonggaran mereka akan membantu untuk meringankan tekanan pada dolar Australia dalam waktu dekat."
"Masih bukti lebih lanjut perlambatan pertumbuhan di China dan prospek kebijakan ketat Fed tahun ini akan tetap membebani dolar Australia. Rilis final survei IMP manufaktur China HSBC selama akhir pekan menandakan penurunan lebih lanjut momentum pertumbuhan turun ke 48,9 pada bulan April."
** Ruang Berita FXStreet, FXStreet **