EUR/JPY Memperbarui Level Tertinggi Satu Dekade di Atas 162,00 di Tengah Penundaan Rencana Intervensi Jepang
- EUR/JPY mencetak level tertinggi baru dalam satu dekade terakhir di dekat 162,30 menjelang data PDB Zona Euro Q3.
- PDB Zona Euro Q3 terlihat mengalami kontraksi sebesar 0,1%.
- Penundaan rencana intervensi Jepang telah melemahkan Yen Jepang.
Pasangan EUR/JPY mencetak level tertinggi baru dalam satu dekade mendekati 162,30 pada hari Selasa. Pasangan mata uang ini menguat lebih lanjut di tengah narasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama untuk menurunkan inflasi menjadi 2%.
Inflasi dalam ekonomi Zona Euro telah melunak menjadi 2,9% namun untuk mencapai stabilitas di dekat 2%, kebijakan suku bunga yang ketat untuk jangka waktu yang lebih lama sangat dibutuhkan. Presiden ECB Christine Lagarde berkomentar pada hari Jumat bahwa suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama akan berkontribusi untuk mengembalikan inflasi ke 2%.
Sementara itu, para investor menanti data Produk Domestik Bruto (PDB) awal untuk kuartal ketiga, yang akan dirilis pada pukul 10:00 GMT (17:00 WIB). Menurut prakiraan, ekonomi Zona Euro mengalami kontraksi sebesar 0,1% karena perusahaan-perusahaan memangkas persediaan dan tenaga kerja akibat lemahnya permintaan dari pasar domestik dan luar negeri.
Yen Jepang melemah karena para investor mengharapkan bahwa proses keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar oleh Bank of Japan (BoJ) akan sangat lambat. Pekan lalu, Gubernur BoJ Kazuo Ueda memperingatkan tentang potensi risiko keluar dari kebijakan yang telah berlangsung selama satu dekade terhadap lembaga keuangan dan peminjam.
Di tengah aksi jual yang tajam pada Yen Jepang, ekspektasi akan adanya intervensi diam-diam oleh otoritas Jepang dalam domain FX telah meningkat. Menteri Keuangan Jepang Sunichi Suzuki mengatakan pada hari Senin bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak secara stabil yang mencerminkan fundamental.
Terlepas dari intervensi diam-diam, daya tarik yang lebih luas untuk Yen Jepang akan menjadi bearish karena sisi negatifnya didukung oleh kebijakan moneter yang ekspansif.